Tentang ia yang tenggelam dan berharap akan muncul lagi di permukaan

Wiwit Astari
Nov 10, 2020

--

Jika malam itu saya lebih sabar dan sadar, mungkin sampai sekarang kita masih bercengkrama bertanya “Bagaimana hari ini?” atau membahas hal-hal acak seperti “Mengapa ya burung memilih lompat dibanding berjalan dengan kedua kakinya?” atau “Sepertinya Omnibus Law tidak ada bagusnya, kan?” atau hanya video call sembari melakukan kegiatan masing-masing.

Masih ku ingat betapa kita menyukai mie instan dengan tidak terlalu peduli alasan mengapa kita menyukai itu, apakah karena kita kekurangan uang sehingga terpaksa meyukainya atau kita yang memang tergila-gila karena rasanya begitu lezat walau dimakan tanpa tambahanan apapun. Kita tak pernah tahu.

Tiba-tiba, masa itu terlewati begitu saja. Kau tenggelam di suatu malam dengan kata yang masih bisa ku ingat sampai hari ini, berapa cara sudah coba ku kerahkan untuk mampir lagi di hidupmu tapi nyatanya sakit tak membawa kabar yang begitu bagus.

Sampai hari ini, ada do’a untukmu yang selalu ku ucapkan agar kau bebas di lautan, disenangi oleh ikan-ikan dan tentu saja menemukan bahagia. Aku di permukaan menunggumu dengan do’a-do’a memohon agar Tuhan senantiasa menjaga kau untuk aku pada akhirnya. (Bolehkah kau menyematkan Aamiin jika sudah selesai membaca ini?).Terima kasih.

--

--

Wiwit Astari
Wiwit Astari

Written by Wiwit Astari

Suka tidur, baca buku, dan ya udah

No responses yet